SINTANG – Pemerintah Desa Baya Betung memutuskan untuk mengubah rencana anggaran tahun 2025. Dana yang awalnya akan dipakai untuk membeli ambulans dialihkan untuk perbaikan infrastruktur desa yang lebih mendesak.
“Kami menilai kebutuhan masyarakat saat ini lebih mendesak di sektor infrastruktur, jadi kami alihkan untuk pembangunan yang langsung dirasakan manfaatnya,” ungkap Kepala Desa Baya Betung, Dwi Septian.
Pilihan ini diambil karena warga desa selama ini menghadapi masalah konkret yang mengganggu kehidupan sehari-hari yang terutama masalah banjir. Setiap hujan, beberapa wilayah desa kebanjiran. Pemerintah desa akhirnya melakukan normalisasi sungai dan parit sepanjang 2 kilometer. Hasilnya langsung terlihat.
“Puji Tuhan, setelah normalisasi, air tidak meluap lagi. Warga sudah bisa beraktivitas dengan lancar,” kata Dwi Septian.
Yang selanjutnya adalah masalah akses satu-satunya jembatan penghubung ke kebun dan perusahaan sekitar dalam kondisi buruk. Pemerintah desa memperbaikinya agar warga bisa mengangkut hasil pertanian dengan lancar.
Selain kedua program utama itu, sudah dibangun tiga gorong-gorong baru. “Program ini penting karena dampaknya langsung dirasakan masyarakat,” tegas Dwi Septian.
Meski sudah berhasil menjalankan program-program ini, Dwi mengakui masih ada kendala. Beberapa rencana pembangunan lain tertunda karena aturan dari pemerintah pusat. “Banyak prioritas desa yang belum bisa dilaksanakan karena aturan. Tapi kami tetap berupaya agar apa yang dibangun benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” kata Dwi Septian.
Dengan fokus pada kebutuhan paling mendasar warga, Pemerintah Desa Baya Betung memastikan setiap dana desa memberi manfaat langsung bagi warganya.
